Ads 468x60px

Garuda Lakukan Hedging Senilai Rp 1 Triliun dengan Tiga Bank

GARUDA_INDONESIA_BOEING_747-400_X0N2636-Yulianus-Liteni
Untuk mengantisipasi risiko kerugian kurs, maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia melakukan kerja sama lindung nilai atau hedging melalui transaksi cross currency swap dengan nilai Rp 1 triliun. Transaksi ini dilakukan dengan tiga bank besar, yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), CIMB Niaga, dan Standard Chartered Bank.



Menurut laporan keuangan Garuda Indonesia di kuartal ketiga 2014, perusahaan mengalami kerugian selisih kurs sebesar US$ 6,62 juta atau setara dengan Rp 84,21 miliar. Hal itu berbanding terbalik dengan keuntungan kurs pada periode yang sama tahun 2013 sebesar US$ 37,63 juta atau setara dengan Rp 478,13 miliar.

“Sebagai maskapai yang hampir 70 persen dari biaya operasionalnya seperti biaya sewa pesawat, bahan bakar, maintenance, dan berbagai pembiayaan lain dikeluarkan dalam bentuk dolar maka Garuda perlu melakukan upaya dengan mengacu pada prinsip kehati-hatian demi menjadi kestabilan kegiatan operasional,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo.

Arif mengatakan, Garuda Indonesia menjadi perusahaan BUMN pertama yang melakukan transaksi hedging dengan nilai besar pada tahun ini. Menurutnya, nilai referensi tukar yang digunakan berdasarkan JISDOR pada tanggal transaksi 13 Januari 2015 atau sebesar Rp 12.608 per dolar Amerika Serikat dengan tingkat suku bunga 9,25 persen per tahun. “Kerjasama tersebut akan berlangsung dalam jangka waktu 3,5 tahun, berakhir pada 5 Juli 2018,” jelasnya.

Dalam kerja sama dengan tiga bank itu, CIMB Niaga mendapatkan porsi terbesar dengan nilai Rp 500 miliar. Sementara itu, dua bank lainnya, BNI dan Standard Chartered Bank, berbagi rata dengan nilai transaksi masing-masing sebesar Rp 250 miliar.

Foto: Yulianus Liteni/PhotoV2.com for Indo-Aviation.com

0 komentar:

Post a Comment